Memahami Gempa Bumi Darat di Yogyakarta

Yogyakarta khususnya wilayah Gunung Kidul dan Bantul adalah salah satu kawasan di Pulau Jawa yang memiliki kerentanan gempa bumi darat yang cukup tinggi akibat keberadaan beberapa sesar aktifnya. Patahan di darat ini dipengaruhi langsung oleh eksistensi zona subduksi (Pertemuan Lempeng) di laut selatan Pulau Jawa yang terhubung dengan Sesar Opak di Jogja dan Sesar Grindulu di Pacitan.

Gempa bumi dari produk sesar yang cukup besar pernah terjadi beberapa kali di wilayah Yogyakarta, sayangnya hanya bisa tercatat mulai abad ke 19 :
• 10 Juni 1867 pukul 05.00 WIB, berkekuatan ±7 SR dan intensitas dirasakan 8-9 MMI. Episentrum (NGDC) -7.8, 110.4 di Patahan Opak - Dengkeng, Sumberharjo Prambanan.
• 25 Mei 2001 pukul 12.10 WIB (saat warga Jogja Menunaikan Ibadah Jum'at). Kekuatan 6.2 SR berintensitas mencapai V-VI MMI. Pusat gempa berada di Sesar Progo wilayah Kulon Progo (USGS)
• 27 Mei 2006 pukul 05.55 WIB, kekuatan 5,9 SR (BMKG) atau 6,2 SR (USGS). Episentrum diperkirakan di Sesar Oya, perbukitan Baturagung sekitar Kecamatan Dlingo, Gunung Kidul.

Sesar Aktif
Gempa Jogja setidaknya dipengaruhi oleh 4 patahan aktif, yaitu :

Sesar Dengkeng
Patahan ini melintasi batas utara Pegunungan Sewu yang ditandai oleh garis sungai Dengkeng sebagai penampang imajinernya. Sesar ini diyakini turut berperan bersama sesar Opak dalam gempa bumi tahun 1867 dan hingga kini belum bergerak lagi.

Sesar Opak Bantul
Sang "Master fault" legendaris ini membentang dari Pantai Parangkusumo melewati sisi perbatasan Bantul dengan dataran tinggi Gunung Kidul menuju Prambanan. Patahan ini ditandai oleh kelurusan kali Opak pada sepanjang garis patahan. Sesar Opak sendiri selalu jadi yang pertama sebagai tersangka jika terjadi aktifitas gempa bumi darat di Yogyakarta.
Sesar patahan Opak
Gambaran patahan Opak Gunung kidul yang miring
ke timur dilihat dari dalam Bumi menghadap Utara.
Garis merah adalah perkiraan keberadaan Patahan oya.

Sesar Oya Gunung Kidul
Patahan purba ini terletak 15 - 25 km di sebelah timur patahan Opak, terpendam di bawah sedimen setebal > 1 km. Keberadaannya masih menjadi kontroversi karena bagi sebagian kalangan ilmuan diyakini sebagai pemicu gempa bumi pada 27 Mei 2006. Gempa bumi cukup besar setelah peristiwa bencana 2006 juga terjadi diwilayah ini pada 21 Agustus 2010 dengan kekuatan 5,0 SR. Terlepas dari perdebatan para ilmuan, Jogja Uncover sangat meyakini keberadaan sesar Oya berdasarkan kecurigaan atas episenter gempa yang sering terjadi di wilayah ini.

Sesar Progo
Strukturnya berarah Baratlaut - Tenggara ( Parangtritis - Kulonprogo – Purworejo ), keberadaan sesar ini ditunjang oleh anomali geofisika, merupakan sesar yang penting karena mengontrol pemunculan mata air panas Parangwedang. Keberadaan sumber mata air panas Parangwedang menunjukkan adanya struktur Sesar mendatar Parangkusumo yang berhubungan dengan bagian permukaan sebagai penanda daerah sesar atau sistem geotermal (Alzwar, dkk., 1988). Sesar ini bertanggungjawab terhadap aktifitas tektonik tahun 2001 yang bergerak dengan kekuatan 6.2 SR.

Beberapa sesar lain yang dicurigai keberadaannya adalah Sesar Merapi - Prambanan dan beberapa sesar tersembuyi di graben Bantul seperti sesar Siluk.

Dampak buruk 2006
Di sepanjang sesar Opak kondisi tanah berupa endapan vulkanik dan batuan rapuh, di atas lapisan tanah yang lunak ini banyak berdiri pemukiman yang didesain tidak tahan gempa, sehingga mengakibatkan banyak kerusakan hebat. Ke depan masyarakat harus memahami dan menyadari betul potensi bencana disini hingga upaya mitigasi seperti mendirikan bangunan yang tahan gempa harus diprioritaskan.

Follow Jogja Uncover

Georitmus | MTGS

Seperti halnya di akun sosmed, di Blog ini kamu juga akan menemukan istilah Georitmus dan MTGS pada bagian menu.
  • Georitmus

    Grafik potensi.

  • Tanggal MTGS

    Kurun waktu potensi.

  • Mitigasi

    Persiapan dini.

  • Kesadaran

    Terciptanya masyarakat sadar bencana.

    SoraTemplates | Free Blogger Templates | Blogger